√ Toko Buku Gramedia, Sejarah Perkembangannya - AhzaaMedia

Minggu, 28 Mei 2023

Toko Buku Gramedia, Sejarah Perkembangannya

Kompas Gramedia atau KG adalah perusahaan besar yang memiliki jangkauan luas di seluruh Indonesia. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang yang dimulai dengan kelahiran Majalah Intisari pada 17 Agustus 1963. 

Majalah ini merupakan cikal bakal dari Kompas Gramedia seperti yang kita kenal sekarang. Pendiri majalah ini adalah P.K. Ojong dan Jakob Oetama, dengan tujuan menyebarkan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi untuk membuka wawasan masyarakat Indonesia.

Visi dan misi Kompas Gramedia adalah menjadikan perusahaan terbesar, terbaik, terpadu, dan tersebar di Asia Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, dan adil sejahtera.

Persahabatan yang erat antara Jakob Oetama dan P.K. Ojong berasal dari kesamaan pandangan politik dan nilai-nilai kemanusiaan yang mereka anut. Pada awalnya, mereka menolak ide untuk mendirikan surat kabar Kompas. Namun, mereka akhirnya setuju dengan syarat bahwa surat kabar tersebut bukanlah corong partai, tetapi melayani semua golongan, bersifat umum, dan berdasarkan kemajemukan Indonesia.

Setelah kesepakatan itu tercapai, Yayasan Bentara Rakyat didirikan. Nama ini terinspirasi dari majalah Bentara yang terkenal di Flores. Nama "Bentara" sendiri terinspirasi oleh seorang penulis bernama Kanis Pari, yang sering menulis di majalah tersebut.

Proses mendapatkan izin untuk mendirikan koran tidak mudah. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah adanya setidaknya 3.000 tanda tangan dari calon pelanggan. Dengan bantuan Frans Seda, persyaratan tersebut terpenuhi dan izin didapatkan.

Pada tahun 1965, tepatnya tanggal 28 Juni, Jakob Oetama dan P.K. Ojong bekerja sama lagi dan melahirkan surat kabar Kompas. Nama "Kompas" sendiri diberikan langsung oleh Presiden Soekarno, yang memiliki makna sebagai penunjuk arah dan diharapkan dapat memberikan pencerahan dalam menjalani jalan yang benar.

Dengan kerja keras dan ketekunan, Jakob dan Ojong berhasil membesarkan Kompas hingga menjadi surat kabar terbesar di Indonesia seperti yang kita kenal sekarang. Selain kesuksesan dalam bisnis, mereka juga tetap menanamkan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dan etika jurnalistik yang tinggi dalam setiap laporan yang ditulis oleh Kompas.

Toko Buku Gramedia Pandanaran Semarang
Source : Gramedia Semarang Pandanaran


Selanjutnya, Kompas Gramedia juga mengembangkan bisnisnya ke berbagai bidang. Pada tahun 1970, Toko Gramedia didirikan, diikuti oleh Percetakan Gramedia pada tahun 1971, Radio Sonora pada tahun 1972, dan Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1974. Kemudian, pada tahun 1980, Kompas dibredel oleh pemerintah Orde Baru, namun berhasil bangkit kembali pada tahun 1981 di bawah kepemimpinan Jakob Oetama.

Pada tahun-tahun berikutnya, Kompas Gramedia terus melahirkan berbagai inovasi dan anak perusahaan baru. Beberapa di antaranya adalah Grahawita Santika pada tahun 1981, Sriwijaya Pos pada tahun 1987, Graha Kerindo Utama pada tahun 1988, Kontan pada tahun 1996, Kompas.com pada tahun 1998, Warta Kota pada tahun 1999, Universitas Multimedia Nusantara pada tahun 2005, dan Kompas TV pada tahun 2009.

Kompas Gramedia terus berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi, dan saat ini menjadi salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia. Dengan keberagaman bisnis unit yang dimilikinya, seperti media massa cetak dan daring, toko buku, percetakan, penerbitan, radio, hotel, lembaga pendidikan, dan stasiun televisi, Kompas Gramedia tetap memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan dan etika jurnalistik tinggi dalam setiap kegiatannya.

Get notifications from this blog